-->
Type Here to Get Search Results !

Mengabdi Tanpa Batas, Akademisi UNRI Mengajar Sambil Periksa Spesimen COVID-19 hingga Malam

Foto: Pemeriksaan sampel COVID-19 di Laboratorium Lontar.
PEKANBARU (AktualBersuara.Com) - Kasus COVID-19 di Riau masih mengalami peningkatan sejak pertama kali wabah melanda Indonesia tahun 2020 lalu. Berbagai upaya juga telah dilakukan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.

Salah satunya Universitas Riau (Unri) yang terpanggil ikut menanggulangi penularan COVID-19 di Riau. Kampus ternama di Riau itu memutuskan menyiapkan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 bernama Lontar.

"Kami melihat kasus terus naik sejak 2021 ini. Maka pada awal tahun ini kami mulai siapkan laboratorium untuk pemeriksaan sampel COVID-19," terang Dekan Fakultas Kedokteran Unri, Prof dr Dedi Afandi, di Pekanbaru,  Jumat (6/8/2021). 

Dedi bercerita berbagai upaya dilakukan untuk penanganan COVID-19 di Riau. Tidak hanya menjadi ahli, seluruh SDM yang ada di Fakultas Kedokteran juga ikut dilibatkan untuk pemeriksaan spesimen COVID-19 dari rumah sakit dan Puskesmas.

"Kita siapkan laboratorium yang sesuai standar. Sampai sejauh ini yang sering dari Puskesmas dan rumah sakit di luar Unri. Petugas dan pegawai kita semua terlibat, jadi ngajar, penelitian dan juga memeriksa spesimen," katanya.

Khusus untuk hasil tracing di lingkungan kampus, rumah sakit hingga Puskesmas, Dedi memastikan gratis. Hanya saja pegawainya harus bekerja lebih karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM).

"Itu semua kita gratiskan, semua hasil tracing yang direkomendasikan Satgas Fakultas. Untuk SDM memang salah satu kendala yang kita alami. Jadi sekarang petugas lab kita, pagi ngambil swab dan siang berganti peran jadi ekstraksi. Kalau di tempat lain lain itu yang ambil swab dan ekstraksi itu beda. Mengabdi tanpa batas," katanya.

Senada disampaikan Ketua Laboratorium Lontar Fakultas Kedokteran Unri, Maya Savira. Ia menilai keberadaan laboratorium Lontar sebagai kontribusi kampus dalam penanganan COVID-19.

"Bisa dikatakan ini sumbangsih kami dari Universitas Riau terhadap penanggulangan pandemi di Riau. Ini adalah panggilan jiwa karena kami ingin berkontribusi terhadap penanggulangan COVID," kata Maya.

Maya menyebut Laboratorium Lontar baru berdiri awal tahun. Namun baru dapat izin operasional pada 17 Mei, selanjutnya dari pihak kampus mengajukan izin untuk swab PCR.

Setelah pengajuan swab diterima Badan Litbangkes Kemenkes, pihaknya mulai melakukan tes swab PCR. Namun untuk tahap awal spesimen PCR hanya diambil dari kalangan kampus.

"Setelah surat keluar, kami sudah mulai swab di lingkungan civitas akademika Universitas Riau. Termasuk Puskesmas Kegiatan Mahasiswa (PKM) di wilayah Pekanbaru, 16 Juni kami sudah menerima sampel," katanya.

Dalam perkembangannya, pihak kampus diminta membantu ikut memeriksa sampel di Puskesmas dan RS UNRI. Tercatat dalam sehari 180-200 sapesimen diperiksa setiap hari dengan bantuan 17 pegawai.

"Kami diminta membantu dari Puskesmas dan RS UNRI. Sehari itu 180-200 spesimen diperiksa," kata Maya.

Selain fokus di laboratorium Lontar, Maya mengaku pegawai dan penelitinya terlibat di Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Di mana saat ini ada 13 laboratorium PCR di Riau, termasuk Lontar.

"SDM di sini sebagian ke RSUD, karena tim ahli di RSUD juga dari kita. Riau ada 13 dan laboratorium Lontar salah satunya. Kalau aturan kerja pukul 08-15.00, tetapi karena sampel banyak bisa sampai pukul 21.00 Wib," katanya.

Untuk pendanaan, Maya mengaku semua berasal dari Univeristas Riau. Meskipun terbatas, ia bangga karena kampus dapat berkontribusi dalam penanganan COVID-19.

Diketahui, kasus COVID-19 di Riau terus mengalami kenaikan sejak Mei lalu. Dari rata-rata 300-500 kasus perhari, saat ini mencapai 1.000-2.000 an kasus positif COVID-19 baru.

Dalam catatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau hingga, Kamis (5/8) ada penambahan 860 kasus baru COVID-19. Sehingga total terkonfirmasi 102.926 kasus positif dengan rincian isolasi mandiri 12.365 orang, rawat di RS 1.392 orang, sembuh 86.375 orang dan 2.794 meninggal dunia.(Red/Pas)
Baca Juga