-->
Type Here to Get Search Results !

Penerangan Hingga Kondisi Jalan Diduga Penyebab Tingginya Angka Lakalantas di Tol Permai

PEKANBARU (AktualBersuara.Com) - Tol Pekanbaru - Dumai (Permai) mulai diberlakukan operasionalnya sejak Sabtu (26/9/20). Jalur bebas hambatan pertama di Provinsi Penghasil Minyak Bumi itupun mulai diserbu pengendara yang ingin mencoba sensasinya. Rasa bangga pun mulai ditunjukkan masyarakat dengan memosting maha karya anak bangsa itu melalui media sosial masing masing. Namun sayang, disaat jalan kebanggan masyarakat Riau itu mulai dilalui saat gratis dan berbayar, korban mulai berjatuhan. Minimnya sosialisasi berkendara saat berada di Tol, dinilai menjadi salah satu penyebab maraknya kecelakaan.   

Terbatasnya jumlah lajur pada Tol itu juga dikluhkan penggna kendaraan. Tidak seperti yang dibayangkan banyak masyarakat yang pernah merasakan berkendara pada Tol kebanyakan yang ada di Pulau Jawa.

Sistem penerangan juga menjadi keluhan pengendara disepanjang ruas tol yang terbentang jauh dari pintu gerbang Pekanbaru, Muara Fajar hingga pintu gerbang Dumai dibilangan Bagan Besar, Dumai. Pengendara hanya merasakan penerangan diruas jelang keluar gerbang saja. Gerbang Pekanbaru, Minas, Kandis, Pinggir, Bathin Solapan dan Dumai.

Hingga kondisi jalan yang mulai bergelombang disejumlah titik menjadi keluhan utama meski telah dilakukan perbaikan dan perawatan oleh pengelola Tol Permai, Hutama Karya (HK).

Hendra, salah seorang masyarakat Duri yang acap merasakan kondisi ruas Tol secara berkala menuturkan kesannya. Menurutnya keberadaan Tol sepanjang 131,5 Kilometer itu terkesan dipaksakan pengoperasiannya. Pemandangan "ngenes" disejumlah Rest Area terlihat jelas, fasilitas yang disediakan jauh dari kata siap untuk selevel Tol, seluruh fasilitasnya serba darurat dan tak jauh dari kata sementara.

"Jika bagi pengendara yang tau dan mahir dalam masalah nyetir, tentunya dalam kondisi apapun tidak ada masalah, namun jika pemula, pastinya akan merasakan dampak berkendara didalam Tol meskipun sistem penerangan diganti dengan delineator disepanjang ruasnya,"ujarnya.

Dikatakannya, dengan jumlah lajur jalan yang hanya dua, dirasa sangat sempit digunakan bercampur kendaraan berat dan ringan (Truk dan Minibus). Kondisi tersebut semakin diperparah dengan adanya sejumlah pekerjaan perawatan menyebabkan penyempitan jalan.

"Terkadang tidak seluruh kondisi kendaraan yang melintas itu baik, terkadang acap terlihat lampu belakang kendaraan tidak menyala dan kondisi itu sangat menyulitkan kendaraan yang ada dibelakangnya. hal itu menjadi indikasi terjadinya kecelakaan, ditambah lagi dengan Human error pengemudi,"keluhnya.

menanggapi berbagai keluhan itu, Branch Manager (BM) Tol Permai, Indrayana melalui Kepala Bagian (Kabag) Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol (OPJT), Andre menjelaskan jika keberadaan Delinator merah dan putih yang menyala saat disinari lampu kendaraan dirasa sangat membantu pengendara melihat adanya pembatas jalan agar kendaraan tetap berada diposisinya disepanjang Tol. Kemudian marka jalan juga menyala dimalam hari.

"Keberadaan Delinator disepanjang Tol dan Marka Jalan yang ada terlihat menyala dimalam hari, apalagi terkena cahaya, sangat membantu pengendara yang melintas agar kendaraan tetap berada diposisinya,"jelasnya.

Namun sayang, saat ditanya terkait kondisi jalan bergelombang dan perawatannya, Andre belum memberikan jawaban melalui pesan singkat WhatsApp telepon genggamnya hingga berita ini diturunkan.

Seperti diketahui, puluhan kasus Lakalantas hingga menyebabkan korban jiwa secara detail belum diketahui penyebab pastinya, sejumlah pihak masih melakukan pendalaman apakah penyebabnya kelalaian berkendara ataukah berasal dari kondisi jalan bebas hambatan tersebut. ** (S.Setiawan)
Baca Juga