-->
Type Here to Get Search Results !

Sakai Ingin Sejahtera, Peralihan Blok Rokan Diharap Jadi Momen Kebangkitan

DURI (AktualBersuara.Com) - Peralihan Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina melalui anak usahanya Pertamina Hulu Rokan (PHR) tinggal menghitung hari.

Dengan demikian, operasional pengelolaan salah satu ladang minyak terbesar di tanah air ini akan dikelola oleh BUMN.

Sekretaris Majelis Sakai Riau (MSR), Suhardi SH berharap, momentum peralihan blok rokan tersebut dapat membangkitkan dan mensejahterakan masyarakat adat, terutama masyarakat Sakai.

"Isu peralihan blok rokan sudah tidak menjadi rahasia umum lagi. Perpindahan karyawan Chevron yang langsung kerja di Pertamina dengan alasan untuk mempertahankan produksi minyak bagaikan petir di siang bolong.

Dari awal kami masyarakat Sakai yang bergabung dalam Majelis Sakai Riau mendengar bahwa Blok Rokan yang merupakan Hutan Tanah atau Tanah Ulayat Sakai Batin 8 dan 5 berdasarkan dokumen-dokumen yang kami miliki akan di ambil alih oleh perusahaan negara, kami sangat bahagia dan bersyukur karena akan berdampak kepada kehidupan kaum kami," kata Suhardi bersama dengan Panglima Sakai Ogek alias Rhodie Aouhgeh, Selasa (27/7/2021) di Duri.

Menurut Suhardi, sudah hampir se abad hutan tanah atau tanah ulayat masyarakat adat Sakai dikeruk oleh perusahaan asing, tapi secara keseluruhan belum membuat kaum Sakai bangkit dari keterpurukan.

Bahkan, kata dia, yang bekerja langsung di Chevron hanya 5 orang saja, untuk bekerja di sub kontraktornya saja, mereka harus bersitegang urat leher dulu.

"Makanya ketika mendengar Chevron mau habis kami sangat bahagia.

Kamu juga berharap dukungan dan bantuan dari LAM R baik Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan untuk dapat mensuport perjuangan kami, karena LAM R adalah lembaga tertinggi yang menaungi adat istiadat sejalan dengan perjuangan kami terkait tanah ulayat," ungkapnya.

Oleh karena itu, apabila hal ini tidak terealisasi maka pihaknya siap untuk menjadi garda terdepan untuk mempertahankan tanah ulayat masyarakat adat Suku Sakai di kawasan Blok Rokan.

Di samping itu, Ketua umum Majelis Sakai Riau, Suhardi ST MM mengatakan, sebagai perusahaan negara, kepedulian Pertamina terhadap penduduk Asli Sakai harus lebih baik dibandingkan perusahaan asing.

"Program CSR menjadi lebih nyata manfaatnya bagi masyarakat Sakai," ungkapnya.

Senada disampaikan oleh Kepala Suku Sakai dari Sutan Betuah Datuk Kuri bin Samin, ia berharap dengan habisnya kontrak Blok Rokan ini tanah ulayat yang dikuasai oleh negara melalui konsesi atas nama blok rokan ini sebelum dikerjakan oleh pertamina harus di serah terima kan terlebih dahulu ke kepala suku masing-masing.

"Ini karena Blok Rokan ini merupakan tanah ulayat dari zaman kerajaan dan di awal pencarian minyak dulu meminta izin kepada Sultan Siak dan batin sebagai pemilik hutan tanah yang kini disebut tanah ulayat," kata Datuk Kuri bin Kamin.

Sama hal dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Suku Sakai Sutan Betuah, Kepala suku Sakai Batin Betuah Datuk Zainal Arifin bin Boedjang Ganti juga menyampaikan bahwa, perusahaan yang mengelola agar mengembalikan dulu ke para batin, karena selama ini tidak ada kontribusi langsung yang mereka dapatkan.

"Malau pun ada bantuan dari hasil blok rokan hanya seujung kuku yang di rasakan oleh masyarakat Sakai, kotoran minyaknya saja itu," ungkapnya.

Terakhir disampaikan oleh Sekretaris harian Majelis Sakai Riau, Suhardi SH bahwa masyarakat adat Sakai menanti perubahan yang lebih baik saat blok Rokan sudah beralih pengelolaannya oleh Pertamina.

"Dengan waktu yang sudah hampir se aad ini kami rasa sudah cukup kami nikmati kampung kami sendiri bagaikan di perantauan, karena hidup di tanah sendiri sulit untuk mencari makan, dengan habisnya kontrak blok rokan ini kami optimis dengan kontrak baru dan pengelola yang baru akan membawa Sakai menjadi lebih baik dan sejahtera di kampung sendiri," pungkasnya. (Red/Pas)
Baca Juga