-->
Type Here to Get Search Results !

3 Tahun Berdiri, Tower PT. Protelindo Dikeluhkan Warga Duri

Ket Fhoto: Rumah Warga yang Terdampak Radiasi tower cuman 1 meter dari tower.
BENGKALIS - Warga mulai mengeluhkan dampak sebuah tower yang berdiri selama 3 tahun silam di pemukiman penduduk Jalan Jawa Gang Susila, Kelurahan Gajah Sakti, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.

Tower itu berdiri berdampingan diantara rumah-rumah penduduk, termasuk rumah Siboroto. Lokasi rumahnya berada didalam radius bangunan tower lebih kurang 1 meter.

Dijelaskan Siboroto, tower itu dibangun tahun 2017. Sebelum dibangun pernah terjadi Pro dan Kontra ditengah-tengah masyarakat, namun bangunan tower tak terbendung berdiri kokoh.

Ket Fhoto: Telihat 2 Rumah Warga yang Terdampak kali radiasi tower.

"Sebelum dibangun pun ini, memang sudah ada pro dan kontra. Ada warga yang menolak itu kami,"ceritanya.

Menurut dia, selama berdirinya tower itu telah merugikan warga setempat. Alasannya kenyamanan warga yang bermukim disekitar tower, itu sewaktu-waktu menghantui mereka.

"Kalau hujan, petir dan angin kencang datang. Disitu kita merasa takut, kita khawatir kalau tower ini tumbang dan terkena sama rumah-rumah warga disini,"pungkasnya.

Ket Fhoto: tower yang jelas dekat permukiman rumah masyarakat.

Dampak yang dirasakan warga selain itu, kata dia adalah radiasi yang diduga bersumber dari tower. Radiasi diyakini berpotensi mengakibatkan barang-barang elektronik mereka rentan rusak.

"Selama ini yang saya rasakan, misalnya lampu dirumah ku sering putus. Semakin banyak komponen diatas tower itu semakin tinggi radiasinya, itulah logikanya. Jadi makin bahaya,"ucapnya.

Ia menampik jika dampak Radiasi tower dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi warga yang terdampak radiasi. Meski itu mulai dikeluarkan secara tidak langsung oleh masyarakat.

"Kalau dampak kesehatan akibat radiasi itu gak boleh ku sebutkan, karena yang menyatakan itu seharusnya pihak berkompeten, seperti Dinas Kesehatan.

Ket Fhoto: Rumah Warga dan tower yang berdiri gagah.

Kalau pun ada warga yang merasa kek gitu mungkin sebaiknya dinyatakan oleh pihak kesehatan lah, biar bisa dibuktikan secara ilmiah,"ungkapnya.

Menurutnya, dampak berdirinya tower selama tiga tahun dipermukiman mereka tidak memberi manfaat apapun. Malah sebaliknya, perusahaan yang mendapat keuntungan.

"Selama tiga tahun tower ini berdiri perusahaan dapat profit, sementara selama ini kami menderita. Kalau kami sebut bahasa tertindas itulah yang kami rasakan sekarang,"ujar Broto.

Dikatakan Siboroto, akan menuntut supaya tower itu dibongkar dan dipindahkan. Alasannya, penempatan tower dipermukiman masyarakat perlu ditinjau ulang izin bangunannya.

Hal itu, jelas dia, merupakan permintaan warga secara spontanitas mengingat dampak yang mereka rasakan selama ini.

"Tahun ini tower ini status quo, warga tutup rumah rapat-rapat. Tidak upaya lobby lagi, kami mau itu tutup. Kalau ada terjadi persoalan dilapangan itu bukan kehendak kami, kami mau itu dibongkar,"Tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi dari pihak PT. Protelindo terkait keluhan warga tersebut. ** (Hen/Bro)
Baca Juga