BAGI korporasi migas dunia sekelas Chevron, heli (Chopper) sebagai sarana transportasi sudah tidak asing lagi. Tidak hanya untuk moda kala emergency dan pegawai tapi juga sudah lama digunakan untuk menunjang kegiatan eksplorasi, dulu dikenal ada "helirig" untuk remote area. Apalagi tahun 70-an Caltex saat itu lagi gencar-gencarnya genjot produksi di blok Rokan (sejak 9 Agustus 2021 sudah alih kelola ke PT PHR).
Hari Minggu (26/12/21) sehari setelah perayaan Natal, ada kabar mengagetkan, salah satu Kapal Motor Penumpang (KMP) Roro Mutiara Pertiwi dari Bengkalis ke Sungai Selari, Pakning, mengalami kerusakan akibat mati kemudi. Sehingga membuat kapal yang membawa ratusan penumpang serta puluhan kendaraan roda empat dan roda dua tersebut mengapung di tengah laut tanpa kejelasan hingga 4 jam lamanya.
Peristiwanya biasa, bahkan sering terjadi, dialami oleh warga biasa, berita ini menjadi heboh karena dalam kapal tersebut, ada penumpang orang penting, sekelas Syamsurizal, mantan Bupati Bengkalis dua periode, yang kini menjadi anggota DPR RI.
Ini masih terkait layanan, belum merembet ke soal yang lain. Apalagi soal nyawa atau keselamatan penumpang. Atas dasar itu, dan untuk melayani masyarakat yang memiliki hajat dari dan ke Bengkalis kehadiran Roro tetap menjadi sarana strategis. Karenanya tidak boleh dianggap remeh. Janji layanan Roro 24 jam, untuk mengatasi antrian panjang dan sejenisnya rupanya masih tersungkur di tarik ulur.
Untuk itu dalam kondisi luar biasa, pejabat (VIP) sekelas Bupati Bengkalis, sudah layak naik helikopter untuk memperpendek jarak dan rentang kendali, apalagi dalam kondisi emergency.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis layak untuk memiliki helikopter sendiri sebagai aset Pemkab ke depan. Dengan berbagai alasan, pembelian heli, layak pertimbangkan.
Dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah yang besar. Ketika gagasan merangkai pulau, Bengkalis, Rupat, Pesisir dan darat masih sebatas mimpi. Maka keputusan membeli heli merupakan sebuah keniscayaan.
Saatnya Bupati Kasmarni naik heli. Ini penting, tidak hanya untuk kegiatan monitoring, tapi juga moda penting yang mensyaratkan kecepatan.
Bengkalis itu strategis. Bengkalis itu kaya. Dan kekayaan itu harus memberi nilai tambah yang paripurna (no one left behind).
Oleh Agung Marsudi.
