-->
Type Here to Get Search Results !

Tugas Akhir Kuliah, Mahasiswa Riau Ciptakan Aplikasi Penerjemah Bahasa Isyarat

PEKANBARU (AktualBersuara.Com) - Mahasiswa asal Riau, Zulfan Hanggola Putra berhasil menciptakan sebuah aplikasi yang mampu menerjemahkan bahasa isyarat. Aplikasi tersebut dinamai Sign Language Translator atau SLT.

Cara kerjanya, aplikasi SLT yang menjadi karya tugas akhir mahasiswa berkebutuhan khusus di Politeknik Caltex Riau (PCR) ini mendeteksi sebuah huruf dan kata hanya dengan memperlihatkan simbol isyarat. Bahkan aplikasi ini juga dapat diterapkan di sistem Android.

Di samping itu, aplikasi ini dibuat sebagai sarana untuk memudahkan dirinya berkomunikasi dengan orang lain. Sebab selama ini, Zulfan yang berkebutuhan khusus belum mendapatkan formula tepat agar mudah berkomunikasi dengan orang lain pada umumnya.

Walhasil, mahasiswa tingkat akhir ini pun bertekad kuat menciptakan aplikasi tersebut, dia mampu menyelesaikan keseluruhan aplikasi hanya dalam waktu kurang lebih 2 sampai 3 bulan, dan sudah dapat dioperasikan dengan baik.

"Awalnya memang aplikasi ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir saya di PCR. Kebetulan juga saya ingin membuat suatu aplikasi yang memudahkan saya berkomunikasi dengan orang lain. Akhirnya saya buat aplikasi ini," ungkap Zulfan, Selasa (7/9/2021).

Aplikasi SLT itu, kata Zulfan, bisa dioperasikan hanya dengan menghidupkan kamera dan memperlihatkan simbol-simbol, maka secara langsung di smartphone akan terbaca huruf atau kata simbol tersebut.

Dia tak menampik, bahwa awal pembuatan aplikasi tersebut memang banyak mengalami kendala. Mulai dari HP yang cepat panas, kemudian RAM yang kurang besar dan lain sebagainya.

Namun akhirnya setelah berbagai kesulitan yang dihadapi, akhirnya aplikasi ini berhasil dibuat.

Di sisi lain, Dosen pembimbingnya dalam memenuhi tugas akhir, Muhammad Mahrus Zain menyebut, bahwa dirinya diamanahi dari program studi Teknik Informatika untuk membimbing Zulfan.

Karena memang, penelitian atau judul proyek akhir Zulfan sesuai dengan bidang yang digelutinya tersebut.

"Yang pertama memang dari segi komunikasi ketika bimbingan saya lebih banyak menggunakan chating dibanding ketemu atau melalui google meet. Dan Alhamdulillah untuk sidang proposal Zulfan cepat, kurang lebih 1 bulan untuk proses proposalnya," katanya.

Ketika proposal, dosen penguji menurunkan spesifikasi proyek akhir Zulfan. Jadi hanya melakukan prediksi dari huruf A-E saja.

Hal ini karena dikhawatirkan jika sampai huruf Z, dengan kondisi Zulfan yang mungkin banyak kelemahannya, takutnya tidak hal itu terkejar.

"Dan tak butuh lama ternyata aplikasi tersebut selesai, yaitu untuk prediksi dari huruf A-E saja. Akhirnya saya beri tantangan untuk melanjutkan prediksinya hingga huruf Z. Dan ternyata hanya dalam waktu 2 minggu dirinya sudah menyelesaikan tantangan yang saya berikan tersebut. Jadi memang ini diluar ekspektasi saya," ungkap dia.

Dalam benak Mahrus Zain, aplikasi ini tidak bisa ditanam di Android, namun ternyata Zulfan mampu menanamkan algoritmanya ke dalam sistem android.

"Jadi itu salah satu yang di luar ekspektasi saya juga," tuturnya.

Menurutnya, untuk aplikasi seperti ini baik di dunia maupun Indonesia memang sudah ada. Namun yang menerapkan ke Android masih sangat sedikit. Kebanyakan memakai CCTV, Webcame atau kamera yang lain.

"Kalau si Zulfan ini dicoba menggunakan On Device. Artinya proses learning datanya itu dilakukan di android. Nah itu yang memang jarang dilakukan orang-orang," jelasnya.

Ke kepan, pihaknya ingin mengembangkan translator ini secara profesional  Berkat penelitian Zulfan ini, dirinya sudah memiliki beberapa data set seperti huruf A-Z dan juga kata Hello dan I Love You.

Mereka yakin, ke depan untuk simbol-simbol lain akan dikembangkan.Karena memang masih banyak simbol-simbol lain untuk bahasa isyarat ini.

"Jadi nanti akan saya kembangkan, dan tentunya tetap dengan melibatkan Zulfan," tandasnya.(Red/Pas)
Baca Juga