-->
Type Here to Get Search Results !

Ketua PKK Rohil Gencarkan Sosialisasi Pencegahan Stunting

ROHIL (AktualBersuara.Com) - Pada beberapa tahun belakangan ini, stunting menjadi topik yang kerap  diperbincangkan banyak orang di berbagai belahan dunia, khususnya para ibu di negara berkembang. 

Guna memahami apa itu stunting, Ketua tim penggerak PKK Kabupaten Rohil Ny Sanimar Afrizal SPd memberikan pembekalan dan pemantapan pencegahan Stunting di jajaran pengurus organisasi fungsional yang dipimpinnya.

Sanimar Afrizal menyampaikan, bahwa berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai. 

Dikarenakan suatu kondisi tertentu lanjutnya, dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya anak sebagai generasi penerus.

Maka, perlu dicegah dengan menciptakan kondisi yang ideal agar tumbuh kembangnya anak dapat berjalan dengan lebih baik dan sesuai dengan usianya. 

"Sehingga anak akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang dapat menjadi investasi masa depan atau generasi yang cerdas dan bernas," katanya. 

Sementara langkah untuk pencegahan stunting itu sendiri, Ny Salimar mengatakan sangat perlu dilakukan. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan diantaranya memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil. 

"Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan," paparnya. 

Yang kedua lanjutnya, dengan memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. 

Ny Sanimar menjelaskan, ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro.

Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. 

Sebab tambahnya, protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

Adapun langkah ketiga yakni mendampingi ASI eksklusif dengan MPASI sehat. Sebab, ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. 

"Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting," jelasnya. 

Bahkan katanya lagi, WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

Untuk langkah ke empat adalah dengan terus memantau tumbuh kembang anak. Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. 

"Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya," ajaknya. 

Sementara untuk langkah terakhir kata Ny Sanimar, dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Sebab, seperti yang diketahui bahwa anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. 

"Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut," pungkasnya. 

Ny Sanimar berharap, informasi yang diberikan dapat membantu para ibu mencegah stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak. (Red/Honis)
Baca Juga