-->
Type Here to Get Search Results !

MZK Institute Gelas Sesi Webinar, Bahas Larangan Mudik dan Prokes Covid-19

Foto: Drs Agung Santoso Inisiator UKW Mandiri Indonesia dan Martha Selaku Dirut dari MZK Institute Rowin H Mangkoesoebroto MSAE direktur Merpati Maintenance Fasility, dr Joni Wahyudi selaku Direktur Rumah Sakit Umum Dr Soetomo Surabaya dan Dr Drs. Basa Alim Tualeka M.Si Dosen Universitas Kusuma Surabaya.
JAKARTA (AktualBersuara.Com) - MZK Institute yang merupakan satu satunya sekolah wartawan di Indonesia kembali menggelar diskusi publik tentang Larangan Mudik di masa Pandemi Covid-19.

Diskusi ini dilakukan webinar dengan cara zoom meeting yang di ikuti oleh peserta dari 12 provinsi di Indonesia, yang dipandu oleh Drs Agung Santoso Inisiator UKW Mandiri Indonesia dan Martha Selaku Dirut dari MZK Institute, Rabu (28/4/2021) malam.

Ada 3 narasumber dari diskusi ini, yaitu Rowin H Mangkoesoebroto MSAE direktur Merpati Maintenance Fasility, dr Joni Wahyudi selaku Direktur Rumah Sakit Umum Dr Soetomo Surabaya dan Dr Drs. Basa Alim Tualeka M.Si Dosen Universitas Kusuma Surabaya.

Dalam Diskusi ini ketiga narasumber fokus pada begitu pentingnya memutus mata rantai penyebaran covid-19 ini, sekarang sudah bulan ke 14 dimasa pandemi dan ramadhan ke dua dalam masa pandemi covid.

Seperti yang dalam penyampaian Bapak Rowin, bahwa semua sektor usaha dimasa pandemi terkena dampaknya, seperti alat transportasi, perhotelan dll, tapi kita harus berpijak pada Sabar, Ikhlas dan Yakin, karena dengan ini kita bisa menerima kenyataan dimasa pandemi covid 19 ini, ujar pak rowin.

“Kunci menghadapi masa pandemi ini adalah : Sabar, Ikhlas dan Yakin,” ungkap Rowin.

Dilanjutkan Rowin, bahwa untuk memutus mata rantai covid ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik, pemerintah mengeluarkan larangan ini demi kepentingan kita bersama, betap pentingnya kesehatan itu, maka dalam menangani pandemi covid 19 ini bukan semata-mata tugas pemerintah tapi tugas kita bersama sebagai warganegara, salah satunya dengan mengikuti larangan pemerintah untuk tidak mudik lebaran 2021 ini.

Disisi Lain narasumber Pak dr Joni Wahyudi sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Dr Soetomo Surabaya menyampaikan, begitu dahsyatnya penularan covid 19 ini, kita harus belajar dari pengalaman yang sudah ada, dimana sebelumnya pasca hari libur dan lebaran kasus covid 19 meningkat tajam, berdasarkan pengalaman ini saya yakin dengan adanya larangan mudik ini bisa memutus mata rantai penyebaran covid 19,"ungkapnya.

Yang dilakukan pemerintah saat ini adalah dengan menerapkan protokol kesehatan dengan program 5 M dan Vaksinasi, sementara vaksinasi sedang berjalan, karena melihat dari penyebaran virus covid ini lewat hidung dan mulut makanya sebaiknya alat yang paling baik untuk menangkal penyebaran virus ini adalah dengan menggunakan masker,"lanjut dr. Joni.

“Covid itu nyata dan terbukti, maka mari kita bersama-sama untuk memutus rantai penyebaran covid ini,” ujar dr. Joni.

Banyak yang bertanya apakah dengan vaksinasi bisa menghindari terkena covid..? dr joni menjelaskan dengan vaksinasi kita bisa menjaga badan kita dari dalam tubuh kita, sementara penyebaran dari luar badan seperti dari hidung dan mulut harus kita jaga juga, jadi vaksinasi tidak menjamin seseorang 100 persen kebal akan covid 19,"ungkap dr. Joni.

Sementara itu Narasumber terkahir Bapak Dr. Drs. Basa Alim Tualeka dosen univeristas Kusuma Jakarta menjelaskan tentang larangan mudik dan budaya.

Dalam pemaparannya Dr. Basa menyampaikan Mudik itu indentik dengan berkumpul jadi kalau kita mudik pasti kita berkumpul, dalam berkumpul kita tak bisa mengontrol protokol kesehatan disinilah akan adanya penulran covid 19 itu.

Disisi lain budaya mudik ini adalah mudik dari negara lain ke kampung halamannya, dari provinsi ke kampung halaman, dari Kabupaten ke kampung halamannya dan dari kota ke kampung halamannya, jadi kalau budaya mudik tentu asal masyarakat berbeda beda, tapi keduanya sangat rentan membawa virus atau menyebarkan virus covid 19, maka dari itu keputusan pemerintah melarang mudik adalah keputusan yang sangat relevan dimasa pandemi covid 19 ini,"ungkap Dr. Basa.

“Keputusan pemerintah dalam melarang mudik tahun 2021 adalah keputusan yang tepat, begitu banyak pengorbanan kita dan derita kita selama masa pandemi ini”, ujar Dr. Basa.

Dalam diskusi kali hal yang menonjol adalah kenapa mudik dilarang sementara tempat tempat wisata tetap dibuka..? ketiga nara sumber menyatakan hal yang sama antara mudik dan tempat wisata adalah hal yang berbeda.

Seperti yang dikatakan Dr. Basa bahwa tempat mudik adalah masyarakat pengunjungnya homogen dari kalangan berbeda-beda sedangkan mudik adalah masyarakatnya hitrogen dalam satu wilayah, jadi kalau ditempat wisata pasti protokol kesehatan sangat ketat, sementara mudik protokol kesehatan tidak bisa di kontrol karena berkumpul dalam suasana kekeluargaan dalam satu wilayah,"ungkapnya.

Dalam Hal usaha semua banyak yang tutup dan ekonomi semakin di titik terendah, Pak Rowin menyatakan ini adalah cobaan kita bersama dan dengan cobaan ini mari bersama kita memutus rantai covid ini sehingga cepat berakhir dan ekonomi kita kembali membaik seperti sedia kala,"tutup pak rowin dalam diskusi ini.

Diakhir diskusi juga dr. joni menyampaikan mari kita bersama-sama menerapkan 5 M dan mari kita vaksin covid, dengan cara ini kita bisa memutus mata rantai penyebaran covid ini, dan marilah kita mematuhi larangan mudik ini untuk kepentingan kesehatan kita bersama,"tutup dr. joni.

Dr Basa disesi akhir menyampaikan mari kita bersama menjaga kesehatan dengan terhindar dari covid 19 ini, begitu banyak pengorbanan dan usaha yang tutup karena covid ini.

"Semoga dengan larangan mudik ini kita bisa sama-sama menerima dengan mematuhi larangan ini," tuturnya.(Red/Brt)
Baca Juga